Kamis, 24 Februari 2011

SEBUAH KEBENCIAN

Kebencian ini terus meradang seiring berjalannya
waktu,
Banyak kesalahan yang terungkap, dan tak bisa
tersentuh seperti batu di ujung tebing...
Entah tak terpikir,
Atau memang tak bisa berpikir?
Semua yang telah ada di depan mata kau sia kan,
Memanggil kesenangan dan terjatuh tanpa
bersalah...
Ya... Kau...
Kau yang membesarkan ku,
Mendidik ku dengan cara yang sangat berbeda,
Apa karena kau bersembunyi di balik loreng mu?
Iya kurasa...
Terpandang tinggi oleh yang lain,
terpandang hina terinjak di mata ku dan di mata
keluarga mu!
Bukan kesalahan kami yang membuatnya, tapi
karena kelakuan hina yang tak kami pikirkan
sebelumnya.
Berbagai asesoris mewarnai baju mu,
Berbagai plakat telah kau dapat,
Kau bangga-bangga kan seluruh perih, tangis,
dan kerja keras keluargamu,
Tapi di mata kami kau hanyalah macan tak
bertaring, pangkat dan asesorismu hanyalah
sampah yang tak berguna di keluarga mu!
Hingga suatu saat dendam ini akan terbalas,
Pasti...
Nanti...
Saat kau tak bisa bergerak,
Saat kau tak bisa berbicara,
Saat kau tak bisa berdiri diatas kedua kaki mu,
Saat semua otot raga mu lunglai,
Saat semua gigi mu tunggal,
Saat kau tua dan tak berdaya,
Pasti aku akan membalasnya...
Pasti...